Secara singkat kiat-kiat praktis menjalin ikatan batin dengan al-Qur’an adalah sebagai berikut:
- Berdoa secara sungguh-sungguh agar Allah membuka hati kita untuk menerima cahaya firman-Nya, agar Ia memberi kita kemampuan merenungi kalam-Nya, dan dilakukan sebelum memulai membaca al-Qur’an. Ini penting untuk membangkitkan semangat dan menyiapkan hati menyambut cahayanya.
- Banyak membaca al-Qur’an, menghabiskan waktu bersamanya, dan sebisa mungkin tidak menyela dengan aktifitas lain agar tidak kehilangan suasana. Dilakukan di tempat yang tenang, jauh dari kebisingan, agar bisa memfokuskan diri. Jangan lupa berwudhu dan bersiwak sebelum membacanya.
- Membaca menggunakan mushaf, dengan suara yang bisa didengar (tidak berbisik), dan secara tartil. Membaca secara tartil membantu kita memahami al-Qur’an, selanjutnya kita akan mudah merenunginya. Maka, penting bagi kita memahami cara membaca dan mengucapkan ayat-ayat al-Qur’an secara benar. Sebab, hanya dengan memahaminya, membaca al-Qur’an secara tartil bisa dilakukan.
- Membaca secara tenang dan melibatkan emosi. Kita mesti membaca al-Qur’an secara tartil, memperhatikan cara pengucapan huruf sesuai tajwid, sehingga kita mudah memahami “kehidupan” setiap ayat dan mudah merenungi maknanya. Selain itu, kita harus membacanya dengan suara haru dan melibatkan emosi.
- Memahami maksud ayat secara umum. Ini mengharuskan kita berfokus, dan tidak berarti kita harus berhenti di setiap ayat untuk memahami maksudnya. Cukup pemahaman secara umum saja yang kita perlukan. Dari situ, dalam waktu yang tak lama, secara bertahap, perasaan kita akan tergerak, dan kita akan terikat dengan al-Qur’an secara emosional.
- Menganggap al-Qur’an diturunkan kepada Anda. Seolah kitalah yang diajak bicara, berdialog, dan diminta menjawab ayat-ayat pertanyaan serta diminta mengamini ayat-ayat yang memuat doa.
- Mengulang-ulang ayat yang berkesan di hati agar cahaya di hati semakin terang dan iman semakin kuat. Lakukan terus sampai benar-benar mengikat perasaan. Ayat al-Qur’an itu ibarat buah. Setiap kali dikunyah, manisnya meruah.
Setiap membaca al-Qur’an, kita bisa membawa kitab-kitab tafsir untuk membantu memahami ayat yang kita baca. Namun, ada baiknya kitab-kitab tafsir itu dibuka setelah kita selesai membaca al-Qur’an, agar tidak kehilangan suasana. Kecuali jika ada ayat tertentu yang harus segera kita pahami, kita bisa membuka secara langsung kitab tafsir begitu selesai membaca ayat tersebut.
Bila kiat-kiat di atas kita praktekkan secara rutin maka berbahagialah kita. Sebab cahaya al-Qur’an akan berpijar di hati kita. Kita songsong kehidupan baru yang penuh ketenangan dan kedamaian. Kita sambut semangat baru untuk berbuat kebaikan. Dan lebih dari semua itu, kita dapat menunjukkan pengabdian kepada Allah, meraih ridho-Nya, dan menjadikan Dia segala-galanya tanpa butuh kepada yang lain.
Semua itu menanti kehadiran kita jika kita benar-benar menunjukkan perhatian yang besar terhadap al-Qur’an.
Jika al-Qur’an diperlakukan semestinya, ia akan member kita kebaikan yang tak terhingga. Bila seluruh air laut dijadikan tinta dan semua pohon dijadikan pena untuk menulis semua makna firman-Nya, niscaya air laut itu akan lebih dulu habis sebelum rahasia dan makna firman-Nya itu tuntas dituliskan.
Bila benar-benar menaruh perhatian kepada al-Qur’an maka kita akan merasakan nikmatnya bermunajat kepada Allah dan nikmatnya merenungi kalam-Nya melebihi kenikmatan apapun, serta mendapatkan pencerahan yang tak terduga.
Wallahu a’lam bish-showab.
|